Selasa, 31 Januari 2012

Kemarahan menyebar di Pakistan akibat insiden serangan NATO


Kemarahan yang ditunjukkan warga Pakistan terus menyebar, menyusul insiden serangan pasukan NATO yang menewaskan 24 orang tentara Pakistan.
Ribuan orang menggelar unjuk rasa di depan Kantor Konsulat AS di Karachi, mengutuk insiden tersebut.
Mereka juga mempertanyakan latar belakang mengapa sampai terjadi serangan mematikan itu.
Insiden ini makin meningkatkan kemarahan di pihak militer Pakistan, setelah mereka sebelumnya 'dipermalukan' operasi serangan terhadap pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, Mei lalu.
Seperti dilaporkan kantor berita Reuters, ribuan orang berkumpul di luar konsulat Amerika di kota Karachi untuk memprotes serangan NATO itu.
"Ganyang Amerika!" begitu teriak pendemo, sambil menaiki dinding di sekitar komplek konsulat yang dijaga ketat.
"Amerika menyerang kami. Pemerintah harus segera memutuskan hubungan dengan AS," teriak Naseema Baluch, ibu rumah tangga yang berada di antara kerumunan unjuk rasa itu.
"Amerika ingin menduduki negara kami, tapi kami tidak akan membiarkannya," katanya lagi, seraya berteriak, seperti dilaporkan Reuters.

Tidak sengaja

NATO sendiri menggambarkan kejadian itu sebagai "insiden tragis yang tidak disengaja".
AS juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dan mengatakan mendukung sepenuhnya rencana penyelidikan yang dilakukan NATO.
Mereka juga menyatakan penyelidikan kini sedang dilangsungkan.

Pemakaman 24 tentara Pakistan diiringi kemarahan warga Pakistan terhadap insiden serangan NATO.

"Kejadian ini memperkeruh suasana dan perlu diselidiki," kata seorang pejabat AS di Washington.
"Ini penting agar kepercayaan itu bisa tetap terjaga," tandasnya.
Sementara itu, Pakistan akan mengkaji semua bentuk kerja sama dengan AS dan NATO setelah persekutuan itu menyerang pos militer Pakistan dan menewaskan 24 orang.
Pernyataan ini dikeluarkan sebelum pemakaman terhadap 24 orang tentara Pakistan yang tewas akibat insiden tersebut.
Sebuah komite yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani juga memutuskan untuk memotong jalur bantuan NATO ke Afghanistan yang melewati Pakistan.
Gilani mengatakan serangan itu sebagai sebuah ''pelanggaran atas kedaulatan Pakistan''.

Penutupan jalur NATO

Sebelumnya pejabat NATO Brigadir Jenderal Carsten Jacobson mengucapkan bela sungkawa dan mengatakan akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
"Duka yang mendalam atas korban yang ditimbulkan dan mendukung sepenuhnya keinginan NATO untuk menyelidiki insiden ini."
Menteri Pertahanan AS Leon Panetta

Wartawan BBC di Islamabad melaporkan, insiden ini merupakan kesalahan yang sangat serius yang dilakukan NATO, yang sebenarnya bergantung pada rute melewati Pakistan sebagai jalur untuk membantu perang di Afghanistan.
Dalam sebuah rapat kabinet komite pertahanan yang dikumpulkan oleh Gilani, diputuskan bahwa pemerintah akan ''mengkaji semua program, aktivitas dan kerjasama dengan AS, NATO, dan ISAF, termasuk hubungan diplomatik, politik, militer, dan intelejen''.
Termasuk ''menutup secepatnya jalur logistik NATO/ISAF ke Afghanistan,'' demikian isi pernyataan yang dikeluarkan oleh Gilani.
Dengan keputusan ini maka dua daerah perbatasan dengan Afghanistan di Torkham dan Chaman yang selama ini digunakan sebagai jalur lalu lintas NATO ditutup.
Komite ini juga meminta AS untuk mengosongkan pangkalan udara Shamsi dalam jangka waktu 15 hari, di mana AS sering meluncurkan serangan roket.
Pemerintah Pakistan juga memanggil duta besar AS.
Sabtu dini hari, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan Menlu Hillary Clinton mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan rasa ''duka yang mendalam atas korban yang ditimbulkan dan mendukung sepenuhnya keinginan NATO untuk menyelidiki insiden ini''.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar