Selasa, 24 Januari 2012

Embargo Impor Minyak Iran


Sanksi tersebut secara resmi diterima dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Senin (22/1).

Langkah Uni Eropa ini disambut baik Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menilai langkah ini adalah sebuah keputusan internasional menghadapi ancaman serius program nuklir Iran."Iran telah gagal memulihkan kepercayaan internasional terhadap hakikat program nuklir damai," demikian pernyataan bersama PM Inggris David Cameron, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Kanselir Jerman Angela Merkel,
Namun, sanksi dari Uni Eropa itu nampaknya tidak akan menyurutkan langkah Iran dalam mengembangkan program nuklirnya.
"Langkah (Uni Eropa) itu tidak akan menghalangi Iran untuk melanjutkan upaya meraih hak-hak dasar kami," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast.
"Para pemimpin Eropa dan negara-negara lain yang berada di bawah pengaruh Amerika seharusnya memikirkan kepentingan mereka dan jangan memusuhi minyak Iran hanya untuk membantu Amerika mencapai tujuannya," lanjut Mehmanparast.
Mehmanparast melanjutkan pemerintah Iran menduga Amerika tengah berupaya untuk menciptakan permasalahan pasokan energi di negara-negara yang menjadi pesaing ekonomi Amerika.

Langkah baru


Sementara itu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan segera mengirim tim pemantaunya ke Iran antara 29-31 Januari mendatang untuk menyelesaikan seluruh isu terbesar saat ini.
November lalu, IAEA dalam laporannya mengatakan memiliki informasi yang menyebut Iran telah melakukan tes terkait perkembangan bahan peledak bertenaga nuklir.
Meski demikian, Teheran bersikukuh program nuklir negeri itu hanya untuk keperluan damai seperti memenuhi pasokan tenaga listrik.
Sebelumnya, Pentagon mengatakan kapal induk USS Abraham Lincoln bersama fregat Angkatan Laut Inggris dan Prancis berlayar melintasi Selat Hormuz tanpa menemui insiden apapun.
Pelayaran armada kapal perang ini dilakukan tak lama setelah Iran mengancam akan menutup Selat Hormuz yang merupakan jalur perdagangan minyak yang sangat penting.

Rusia menolak

Selat Hormuz
Iran pernah mengancam akan menutup Selat Hormuz yang menjadi jalur perdagangan minyak dunia.
Selain Iran, Rusia juga menyayangkan keputusan Uni Eropa yang mulai berlaku efektif pada 1 Juli 2012 mendatang.
Kementerian Luar Negeri Rusia menilai keputusan embargo itu adalah sebuah keputusan yang sangat salah dan tidak akan membuat Iran kembali ke meja perundingan.
"Nampaknya dalam hal ini terjadi sebuah tekanan terbuka yang bertujuan untuk menghukum Iran," demikian pernyataan Kemenlu Rusia.
Wartawan BBC di Iran James Reynolds mengatakan sanski Uni Eropa itu kemungkinan besar bisa merusak ekonomi Iran namun tidak akan menghancurkannya.
Sebab, secara keseluruhan Uni Eropa hanya menyerap 20% minyak Iran. Sebagian besar lainnya diekspor ke Asia.
Sehingga kini Uni Eropa dan AS mencoba membujuk negara-negara Asia untuk mengurangi impor minyak mereka dari Iran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar