Jumat, 31 Agustus 2012
Pembengkokan Waktu Dalam Kehidupan Sehari-hari
Segalanya Memang Relatif - Para fisikawan mendemonstrasikan
prinsip pembengkokan waktu dalam dunia keseharian.
"Teknologi modern sangat dikejutkan bahwa anda bisa saja melihat
pengaruh-pengaruh eksotik ini dalam ruang tamu anda," kata fisikawan
Clifford Will dari Universitas Washington di St. Louis. Eksperimen-eksperimen
tersebut tidak mengungkap sains fisika baru, kata Will, tapi "yang
membuatnya elok dan cukup keren ialah mereka telah melakukannya di atas
meja."
Pelebaran waktu muncul dalam dua situasi. Pada kasus pertama, waktu nampaknya
bergerak lebih lambat ketika anda lebih dekat dengan sebuah obyek raksasa
seperti Bumi. Oleh karena itu, contohnya, seseorang yang melayang dalam sebuah
balon udara, sebenarnya lebih cepat tua daripada seseorang yang berdiri di
bawah. Waktu juga bergerak lebih cepat bagi seseorang pada waktu istirahat relatif dengan
seseorang yang bergerak. Einstein mendramatisir keanehan kedua ini dengan
paradoks kembar yaitu seorang kembar berusia 25 tahun yang bepergian dengan
sebuah pesawat roket mendekati kecepatan cahaya setelah beberapa bulan kembali
ke Bumi akan mendapati bahwa saudara kembarnya telah separuh baya.
Eksperimen-eksperimen sebelumnya dengan roket dan pesawat terbang telah
menunjukkan aspek-aspek aneh relativitas umum dan khusus. Dugaan bahwa waktu
berjalan lebih lambat ketika lebih dekat dengan Bumi bahkan diuji pada skala
gedung fisika bertingkat di Harvard.
Para peneliti menggunakan dua jam atom optik yang diletakkan di atas meja-meja
baja di laboratorium-laboratorium berdekatan di Institut Nasional Standar dan
Teknologi (INST) di Boulder, Colorado. Masing-masing jam memiliki atom almunium
yang diisi dengan listrik, atau ion, yang bergetar di antara dua level energi
lebih dari satu juta milyar kali per detik. Sebuah kabel optik sepanjang 75 m
menghubungkan jam-jam tersebut yang memperkenankan tim peneliti untuk
membandingkan ketepatan instrumen-instrumen tersebut.
Pada uji coba pertama, fisikawan James Chin-wen Chou dan para koleganya di INST
mengunakan dongkerak hidrolik untuk menaikkan salah satu meja setinggi 33 cm.
Cukup pasti, jam yang lebih rendah berjalan lebih lambat dari pada yang
dinaikkan yaitu pada rasio 90 milyaran sedetik dalam 79 tahun. Dalam percobaan
kedua, tim tersebut mengaplikasikan medan listrik pada satu jam yang membuat
ion almunium bergerak ke depan dan ke belakang. Seperti yang telah diprediksi,
jam yang bergerak berjalan lebih lambat dari jam yang tidak bergerak atau
istirahat.
"Itu adalah presisi yang mengagumkan," kata fisikawan Daniel Kleppner
dari MIT. Tentu saja para ilmuwan sangat sadar dengan pengaruh relativistik
ini, katanya. Jam-jam pada peralatan GPS juga dipengaruhi oleh relativitas, dan
penyetelan yang sesuai dilakukan untuk menjaga alat-alat tersebut berfungsi
dengan baik.
Mengekspolrasi pengaruh teori relativitas Einstein bukan lagi hanya merupakan domain sains yang mempelajari roket-roket atau luar angkasa saja. Eksperimen-eksperimen yang dilakukan di atas meja di sebuah laboratorium di Colorado telah mengilustrasikan perilaku aneh waktu yaitu keanehan yang bias anya diperiksa dengan perjalanan luar angkasa dan pesawat-pesawat jet.
"Teknologi modern sangat dikejutkan bahwa anda bisa saja melihat
pengaruh-pengaruh eksotik ini dalam ruang tamu anda," kata fisikawan
Clifford Will dari Universitas Washington di St. Louis. Eksperimen-eksperimen
tersebut tidak mengungkap sains fisika baru, kata Will, tapi "yang
membuatnya elok dan cukup keren ialah mereka telah melakukannya di atas
meja."
Pelebaran waktu muncul dalam dua situasi. Pada kasus pertama, waktu nampaknya
bergerak lebih lambat ketika anda lebih dekat dengan sebuah obyek raksasa
seperti Bumi. Oleh karena itu, contohnya, seseorang yang melayang dalam sebuah
balon udara, sebenarnya lebih cepat tua daripada seseorang yang berdiri di
bawah. Waktu juga bergerak lebih cepat bagi seseorang pada waktu istirahat relatif dengan
seseorang yang bergerak. Einstein mendramatisir keanehan kedua ini dengan
paradoks kembar yaitu seorang kembar berusia 25 tahun yang bepergian dengan
sebuah pesawat roket mendekati kecepatan cahaya setelah beberapa bulan kembali
ke Bumi akan mendapati bahwa saudara kembarnya telah separuh baya.
Eksperimen-eksperimen sebelumnya dengan roket dan pesawat terbang telah
menunjukkan aspek-aspek aneh relativitas umum dan khusus. Dugaan bahwa waktu
berjalan lebih lambat ketika lebih dekat dengan Bumi bahkan diuji pada skala
gedung fisika bertingkat di Harvard.
Para peneliti menggunakan dua jam atom optik yang diletakkan di atas meja-meja
baja di laboratorium-laboratorium berdekatan di Institut Nasional Standar dan
Teknologi (INST) di Boulder, Colorado. Masing-masing jam memiliki atom almunium
yang diisi dengan listrik, atau ion, yang bergetar di antara dua level energi
lebih dari satu juta milyar kali per detik. Sebuah kabel optik sepanjang 75 m
menghubungkan jam-jam tersebut yang memperkenankan tim peneliti untuk
membandingkan ketepatan instrumen-instrumen tersebut.
Pada uji coba pertama, fisikawan James Chin-wen Chou dan para koleganya di INST
mengunakan dongkerak hidrolik untuk menaikkan salah satu meja setinggi 33 cm.
Cukup pasti, jam yang lebih rendah berjalan lebih lambat dari pada yang
dinaikkan yaitu pada rasio 90 milyaran sedetik dalam 79 tahun. Dalam percobaan
kedua, tim tersebut mengaplikasikan medan listrik pada satu jam yang membuat
ion almunium bergerak ke depan dan ke belakang. Seperti yang telah diprediksi,
jam yang bergerak berjalan lebih lambat dari jam yang tidak bergerak atau
istirahat.
"Itu adalah presisi yang mengagumkan," kata fisikawan Daniel Kleppner
dari MIT. Tentu saja para ilmuwan sangat sadar dengan pengaruh relativistik
ini, katanya. Jam-jam pada peralatan GPS juga dipengaruhi oleh relativitas, dan
penyetelan yang sesuai dilakukan untuk menjaga alat-alat tersebut berfungsi
dengan baik.
Rabu, 08 Agustus 2012
Eksplorasi dan Eksploitasi
1. EKSPLORASI
Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk
mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumberdaya
alam di suatu tempat.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum
pengusahaan bahan tambang dilaksanakan mengingat keberadaan bahan galian yang
penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang suatu saat akan habis
tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan
serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak
membuang tenaga dan modal, disamping untuk mengurangi resiko kegagalan,
kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan.
2. EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud
untuk menghasilkan bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat
dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan
galian cair serta gas.
3. EKSPLOITASI
DAN EKSPLORASI MINYAK BUMI DAN GAS
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan
suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu
eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai
ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian
hidrokarbon tersebut.Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa
wadah yang menyerupai danau, namum berada di dalam pori-pori batuan bercampur
bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini
a. Kajian
Geologi
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah
mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di
daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak
potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
· Batuan
sumber
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku
pembentukan hidrokarbon.
biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya
akan kandungan unsur atom karbon (C) yang
didapat dari cangkang - cangkang fosilyang
terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam
rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon
· Tekanan
dan Tempratur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang
tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia
karbon yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
· Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas
harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk
diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan
untuk di ekploitasi karenahidrokarbon di
sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat
penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
· Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon
untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir
dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar
untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan
inilah minyak bumi di produksi.
· Perangkap
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh
batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu
terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon
dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau
tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap
struktur dan perangkap
stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak
memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk
diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut
kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi.
Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih
lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan
pada langkah berikutnya.
b. Kajian
Geofisika
setelah kajian secara regional dengan menggunakan
metoda geologi dilakukan, dan hasilnya
mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka
tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda
khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan
keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data
yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan
sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan
batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan
batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon.
Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering.
Metode tersebut adalah:
· Eksplorasi
Minyak
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum
pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan
didapat gambaran lapisan batuan di dalam bumi.
· Data
resistivity
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori
akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak atau gas.
Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan
sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang
rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih
rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah
dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda
beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel
fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi
jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
· Data
porositas
· Data
berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging
dengan bantuan bahanradioaktif yang
memancarkan sinar gamma.
Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita
bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis
yang berbeda.
Langganan:
Postingan (Atom)