Kamis, 08 Maret 2012

SUARA IWAN FALS DI DEPAN MATA


Dari perhelatan Gala Primer Film “Batas” yang digarap Marcela Zalianty dkk melalui rumah produksi barunya Keana Production di Epicentrum Kuningan, Jakarta 12 Mei 2011, satu hal yang membuat saya berdecak kagum adalah mendengar dan melihat langsung suara emas sang legenda Iwan Fals.

Begitu acara dilanjutkan, pembawa acara menyebut kata-kata “Kita sambut, the legend, Iwan Fals!” Sontak tepuk tangan meriah yang belum terdengar sejak awal acara, pecah. Memang, karisma musik Iwan Fals yang terbangun selama beberapa dekade membuatnya pantas disebut legenda. Saat naik ke panggung pun, Iwan Fals masih nyaman dengan senyum khasnya dan menyampaikan terima kasih kepada semua yang menyambutnya. Sungguh bernilai tinggi.

Lagu yang dinyanyikan malam itu adalah “Batas Tak Berbatas”, lagu terbaru yang sekaligus menjadi lagu tema film “Batas”. Begitu Iwan Fals tertunduk ke arah jari-jarinya yang mulai memetik satu-dua senar gitarnya, suasana langsung hening, lalu tepuk tangan kembali pecah, lalu hening lagi.

Saya paling suka Iwan Fals menyanyikan lagu dengan musik akustik, karena benar-benar menampakkan karakter suaranya yang ringan namun sangat menyentuh. Lagu ini pun seluruhnya diiringi oleh petikan gitar akustik Sang Legenda sendiri, sangat syahdu, belum lagi karena memang liriknya sangat menyentuh. Lirik ini diciptakan oleh salah satu pencetus ide cerita “Batas”, Slamet Raharjo Djarot.

Saat Iwan Fals tak senyum lagi, bibirnya mulai melukis nada, lalu keningnya mengkerut seperti biasa.

Memang, saya bukan satu-satunya orang yang pernah melihat suara Iwan Fals dari dekat. Saya hanya menggambarkan kenyamanan tersendiri dalam perasaan saat mendengar lirik demi lirik dilantunkan oleh sang Legenda. Menurut saya ini kecerdasan bermusik, dan membalut seni secara keseluruhan, dipadu kekuatan karakter yang tak pernah berubah. Iwan Fals benar-benar legenda. Seorang musisi yang tak pernah tergantung antara langit dan bumi, tapi seakan-akan berada di keduanya pada saat yang bersamaan.

Film “Batas” tayang di bioskop-bioskop mulai 19 Mei mendatang. Lagu “Batas Tak Berbatas” sudah bisa didengarkan melalui radio-radio lokal Tanah Air.

*Catatan perjalanan, Jakarta 12 Mei 2011.
Oleh Afandi Sido (source : kompasiana.com) ***
Labels: 
[Baca Selengkapnya]

BATAS TAK BERBATAS (OST FILM "BATAS", RILIS MEI 2011)

BATAS TAK BERBATAS

Penyanyi : Iwan Fals
Ciptaan : Iwan Fals
Lirik : Slamet Rahardjo Djarot

Sendiri menanti pagi
Setitik embun bergantung di ujung daun
Sang dara melamun
Mimpi menelan matahari

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas
Ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan

Jejak telah dilangkahkan
Seribu kehendak harus terlahirkan
Urai jerat keangkuhan
Melepas belenggu
Rasa tahu berlebihan

Reff :
Memang gaun ini mesti berganti
Cahaya tak lagi menyilaukan
Dan menjelma menjadi pelurus hati
Kini sang dara menyanyi lagi

Bridge :
Tak lagi dia mau merasa sepi
Tak lagi dia mau merasa sendiri

Segar perawan berdandan
Atas cermin bercahaya kenyataan
Mimpi indah adalah
Fatamorgana

Walau samar cakrawala
Adalah kenyataan
Tampak jauh untuk ditempuh
Tapi itulah batas
Dari kehendak manusia yang tak berbatas
Oooh hmmmmm....

Reff :
Suci embun segar perawan
Bergaun cahaya
Melintas batas ambisi dan kenyataan
Melambung tinggi, jauh
Ke alam impian

Bridge :
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan
Dimana sungai dan pepohonan
Berkelindan menganyam kehidupan


SINOPSIS FILM

JALESWARI, dengan ambisi dan kepercayaan diri yang penuh, mengajukan diri untuk mengambil tanggung-jawab memperbaiki kinerja program CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan. Dia menyanggupi masuk ke daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan dan menjanjikan dalam dua minggu ketidak-jelasan itu dapat diatasi

Ternyata suatu kehendak belum tentu sejalan dengan kenyataan. Daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan memiliki pola kehidupannya sendiri. Mereka memiliki titik-pandang yang berbeda dalam memaknai arti garis perbatasan. Konflik bathin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan menyentuh perasaan dibanding data perusahaan yang sangat teoritis dan terasa kering karena pada hakekatnya masalah rasa sangat relatif dan memiliki kebenaran yang berbeda

JALESWARI berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat. Jaleswari sangat memahami ADEUS, seorang guru yang dipercaya menjalankan program pendidikan, kini menjadi pribadi pendiam dan apatis, karena sistem pendidikan yang diinginkan perusahaan di Jakarta, tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk jadi tenaga kerja yang dijanjikan jadi kaya oleh penjual jasa bernama OTIK. Salah satu korbannya adalah UBUH, pekerja TKI yang melarikan diri dari negeri tetangga. Oleh masyarakat Dayak disana, UBUH tak hanya beroleh perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma

Tragedi kemanusiaan ini, merubah pemikiran JALESWARI. Semua peristiwa terjadi di depan matanya. Jiwanya goncang dan PANGLIMA ADAYAK, kepala suku menuntunnya memahami "Bahasa Hutan" yang mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak dan sebaliknya malah menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan kehidupannya. Langkah JALESWARI sangat membantu ARIF sebagai instrumen negara yang dalam penyamaran dan ditugaskan di wilayah perbatasan.

Mampukah JALESWARI bangkit, melewati batasnya dan terus berjuang untuk kehidupan masyarakat yang lebih baik?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar